My Perspective of ''Secret of Mental Magic''
Secret of Mental Magic merupakan karya Vernon Howard, penulis asal Haverhill, Massachusetts. Memulai karir menulis dari tahu 1940-an, gaya menulis Howard menjadi berkembang pada pengembangan mentalitas dan spiritual manusia. Buku ini dibagi menjadi 15 Rahasia tentang kekuatan mental seperti judulnya Secret – of – Mental – Magic.
Rahasia 1 – 15 terdiri dari Pikiran, Keajaiban Mental, Percaya Diri, Kebebasan, Pesona Diri, Mentalitas Positif, Pemenuhan Hasrat, Kebahagiaan Hakiki, Ketenaran, Kedamaian, Mentalitas Tangguh, Sikap Rileks, Kekayaan, Inspirasi dan Kesuksesan. Terlalu klise memang apabila kita melihat dari judulnya, namun seperti sikapku ketika membaca semua buku, aku tak akan terburu – buru. Aku akan berusaha memahami, dan mengaitkan benang merah poin – poin dalam buku itu ke dalam kehidupanku.
Dari 15 rahasia atau yang bisa kita sebut bab subjek ini, jika harus memilih aku paling menyukai penjelasan tentang ‘Kekuatan Percaya Diri’. ‘’Lakukan sesuatu yang belum pernah anda berani lakukan. Hadapilah kenyataan yang Anda takuti..’’ well, dari perspektifku hal ini berkaitan dengan fakta bahwa kita hanya punya sekali kesempatan hidup, menjadi diri kita yang sekarang. Kurasa ada penjelasan yang lebih baik daripada jangan takut yaitu jangan menyesali apapun keputusan yang kau ambil sekarang. Dengan tidak menyesali apapun yang kita lakukan saat ini, kita cenderung akan menghadapi semua kesulitan, rasa takut yang timbul dari menghadapi hal – hal yang kita hadapi menurutku lebih tepat disebut rasa khawatir menyesali hal – hal yang akan/sudah kita lakukan.
Kisah lanjut dari buku ini yang
paling aku ingat adalah tentang cuplikan hikmah Budha pada halaman 67 ‘’ Kita adalah hasil dari apa yang kita
pikirkan, hasil tindakan bersumber dari pikiran kita, dibuat oleh pikiran kita’’.
Saat kita sedang memikirkan tentang masa depan, maka pikiran kita cenderung
tidak rapi karena 1). Pada dasarnya kita paham itu bukan sesuatu yang bisa kita
kontrol 100% saat ini, 2). Pada dasarnya kita tahu banyak faktor eksternal yang
akan mempengaruhi hal – hal yang terjadi di masa depan, 3). Tangan dan kaki
kita belum bisa menggapainya 4). Belum tentu kita masih bernafas. Beberapa dari kita mungkin familiar dengan gejala – gejala berfikir yang seperti ini, kemudian kita
cenderung ragu, dan khawatir dalam bertindak. Akan tetapi, apabila kita mulai
menata pikiran dengan berfokus pada kejadian sekarang, saat tangan dan kaki kita
masih bisa menggapai, saat kita masih
bisa bernafas maka kita akan bisa menghasilkan tindakan – tindakan yang
tepat untuk keberlangsungan hidup kita saat
ini, yang cepat atau lambat akan
mempengaruhi kehidupan kita di masa depan. Lagi – lagi kita tidak perlu buru –
buru tentang hal itu.
Menurutku buku ini cukup bagus, naskah asli yang berbahasa Inggris mungkin akan cukup sulit dipahami terkait konteks dalam buku ini yang cukup dalam, sehingga membaca terjemahan bahasa Indonesia sangat aku rekomendasikan. Dalam membuat perspektif ini aku menuliskan pemikiran – pemikiranku tak lepas pula dari rasa penasaranku pada pemikiran kalian. Satu lagi, yang paling aku kagumi dari manusia adalah betapa dalamnya dia mampu berfikir dan berperasaan, sangat menyenangkan.
Fighting for myself :)
ReplyDelete