My Point of View of ''The Red Ribbon''



A sudden burst of tears

break over silence,

then pain begins –

here anguish hushes.

    Buku karya Abdul Samad Haidari ‘’The Red Ribbon’ ini menceritakan kisah tentang pengungsi perang. Kisah tentang pihak – pihak yang dirugikan karena perang, yang terutama merupakan masyarakat sipil – powerless. Kisah seorang anak yang kehilangan adik dan ayahnya – hanya berhasil selamat dengan ibunya.

    Tentang peperangan selalu menimbulkan luka, sama banyak seperti apa yang didapatkan darinya (mungkin juga tidak), kehilangan yang diperoleh juga tak terkira. Aku ingin tahu apakah mereka saat memilih untuk berperang dengan kekerasan – telah mencari jalan keluar lain dan menaruh perang di posisi pilihan paling akhir.

    Beberapa berperang mencari kebebasan, sehingga beberapa harus kehilangan kebebasan. Apakah bebas berarti merenggut kebebasan orang lain ?. Aku tak tahu siapa yang benar dalam hal ini, tetapi yang pasti semua anak di dunia ini berhak hidup aman, nyaman, dan bahagia – bebas dari rasa takut.

    Jadi terkait kebebasan inipun sangat luas -- bebas dari rasa takut, bebas dari rasa khawatir, bebas mencintai, bebas tahu -  lagi, apakah untuk bebas melakukan apapun yang aku mau di hidupku aku harus merebut kebebasan orang lain ? Ada juga kekebasan yang lebih sulit didapat lagi – bebas dari pikiran bahwa diri kita ini tidak cukup baik dengan hanya seperti ini.

Comments

Popular Posts