Lampu Merah

Jika saat ini aku terlihat sedang berhenti, maka sebenarnya –aku rasa Tuhan yang menghentikanku.

Menurut Tuhan jika aku memaksakan diri terus berjalan, aku akan tertabrak,

terdorong, tersingkir oleh banyak kendaraan dan diri yang lalu lalang di depanku.

Menurut Tuhan, ini waktuku mengedarkan pandangan dan melihat semua dengan lebih tenang, 

Kendaraan lain yang lalu lalang, orang lain yang bertemu dan berpandang.

Menurut Tuhan ini cara paling aman, dengan aku berhenti sebentar dari perjalanan.

Agar aku selamat sampai tujuan.

Menurut Tuhan, waktu yang tidak terganti dan berharga itu tidak lebih penting dari keselamatanku. 

Menurut Tuhan, langit yang biru di atasku saat ini lebih indah dari impianku didepan sana.

Menurutku Tuhan benar, dan aku harap itu benar ‘menurut Tuhan’ –aku berhenti demi keselamatanku.

Aku melihat ke belakang dan menemukan diriku berlari kencang sekali

hingga sampai di lampu merah ini.

Namun, aku –tidak tahu bahwa sepanjang jalan itu ada pegunungan,

sawah, desa - desa damai dan pohon hijau yang indah –aku tidak memperhatikan mereka.

Jika saat ini kalian sama denganku, sedang dihentikan langkahnya oleh Tuhan,

Maka teman –percayalah– ini untuk keselamatanmu.

Impianmu tidak lebih berharga dari dirimu saat ini.

Yang kita miliki saat ini dan belum tentu kita miliki di masa depan adalah : waktu.

Di lampu merah ini, aku sadar aku memiliki waktu.

Waktu saat ini, hari ini, detik ini, yang sudah ada di genggamanku.

Comments

Popular Posts