Sebuah Keputusan




Dalam perjalanan hidup ini, yang selalu kutemui adalah jalan bercabang. Saat tidak mengetahui tujuan yang diinginkan, memilih arah berbelok sangat tidak mudah. Saat, ada pilihan ke barat atau ke timur, tak jarang aku terdiam sejenak –sulit untuk mengambil keputusan.

Luka - luka di masa lalu membuat berat hatiku, sungguh aku tidak ingin merasakan lagi rasa sakit itu. Orang - orang yang lalu lalang di sekitarku tanpa ragu memilih arah, aku sungguh iri dengan mereka –aku iri dengan keberanian mereka, hidup mereka yang tanpa rasa takut. Ah, atau sebenarnya mereka sama takutnya denganku namun tidak menampakannya ?

Semua hal selalu terlihat lebih indah dari jauh, aku tahu hal itu.

Saat aku memilih arah ke jalan ini, aku sudah siap menghadapi semua rasa sakit yang mungkin muncul –-tapi hal itu tidak mengurangi rasa sakit yang aku rasakan.

Haruskah aku seharusnya memilih arah yang lain ?

Dunia yang berisik, berteriak-teriak, dan mengumpat padaku.

Aku pikir begitu, ternyata semuanya ada di dalam kepalaku.

"Seperti tidak ada yang tahu akhir dari jalan yang aku pilih ini, akhirku di arah yang lain juga tidak diketahui."

Friedrich Nietzsche mengatakan “Kecuali Anda memiliki kekacauan di dalam diri Anda, Anda tidak bisa melahirkan sebuah bintang menari”. Jonathan Black mengartikan kata itu sebagai : Manusia tidak akan mampu menjadi benar-benar kreatif, tabah atau mencinta jika tidak mampu membuat kesalahan, untuk melihat hal -hal selain diri mereka sendiri dan percaya hal - hal selain diri mereka sendiri. Kita sering bisa percaya pada apa yang kita ingin percaya. Misalnya, kehidupan seorang bisa kita anggap menyedihkan atau sebuah keberhasilan yang mengharukan tergantung pada bagaimana kita memilih untuk menilainya, apakah kita baik hati atau tidak. Dan, ketika api besar, sulfur purba, terbakar dalam perut kita, sulit bagi kita untuk memilih menjadi baik hati.

Bisa jadi demikian, di jalan ini, jalan sebelum ini, jalan setelah ini, rasa sakit dan kesulitan yang kita rasakan bagaikan sulfur dalam perut kita, sulit untuk menjadi baik hati dan bertahan.

Namun sama karena kesalahan hanya bisa diketahui setelah diperbuat, maka sebenarnya tidak ada di dunia ini keputusan yang salah, kita hanya tidak tahu dampak dari keputusan yang satu dan yang lainnya –karena pada akhirnya kita hanya akan memilih dan berjuang pada satu hal.

“Manusia hanya bisa ada satu tempat dalam satu waktu”, Einstein telah membuktikan itu.

Comments

Popular Posts