Menang







“Beberapa bunga tumbuh di taman yang subur, beberapa lainnya -tanpa mereka tahu, tumbuh di tanah keras yang dikelilingi beton”

Aku sering memikirkan tentang kemenangan, dimana beberapa orang sepertinya sejak lahir memang dilahirkan sebagai sebagai pemenang --well, memang kita tercipta oleh sperma yang menang untuk membuahi sel telur, kan. Beberapa orang memang kebetulan, lahir di lingkungan yang mendukungnya sehingga bisa terus maju tanpa keraguan. Beberapa lain tidak, dunia memang berjalan begitu.

Tetapi kemudian aku menanyakan pada diri sendiri : apa sih kebetulan itu ?

Takdir, kesempatan, dan penerimaan, mana dari mereka yang mendekati ‘kebetulan’ ?

Lalu aku akhirnya menyimpulkan bahwa itu bukan lantas hanya kebetulan –tidak seutuhnya terjadi tanpa ada usaha. Orang yang terlihat sebagai pemenang dengan lingkungan yang mendukungnya, ada orang - orang yang berjuang keras di balik mereka –bisa nampak dan tidak nampak dalam frame keberhasilan yang ditunjukkan ke publik.

“Kesempatan lebih memilih orang-orang yang siap”

Seperti digambarkan dengan pertanyaan - pertanyaan ini :

Apakah semua pemain akan berhasil memasukkan bola ke gawang bila sebuah bola dioper entah dari mana di depan matanya ?
Tidak, hanya mereka yang mengamati bola yang punya kesempatan.

Apakah setiap murid akan berhasil dalam ujian yang diadakan dengan atau tanpa janjian ?
Tidak, hanya mereka yang belajar yang akan berhasil.

Apakah semua karyawan akan berhasil menyelesaikan pekerjaan yang atau tidak mendadak ?
Tidak, hanya mereka yang mempunyai kemampuan tertentu yang bisa menyelesaikan tugas itu.

Most of the time, keberhasilan melakukan sesuatu hanya terjadi saat seseorang siap, memiliki kesiapan cukup untuk menghadapi suatu hal. Jadi sebenarnya itu bukan kebetulan, oh atau bisa juga bukan keberuntungan.

Untuk bisa mengenali suatu objek seseorang harus mempunyai pengetahuan terkait hal itu dulu, sehingga sebenarnya meskipun tidak nampak –mereka sebenarnya siap. Dan saat kesempatan itu datang, diri yang sudah siap lebih mudah untuk berhasil.

Kemungkinan besar, kita terlalu menghakimi orang - orang dengan kemenangan sejak lahir, ada sisi lain yang gagal kita lihat. Sering terjadi, bagaimana sebagian besar dari kita gagal melihat dari sisi gelap, karena memang samar-samar tak nampak. Kita menyalahkan keajaiban, keberuntungan, apapun itu, agar supaya hati kita lebih nyaman saat kita kalah. Well, jika benar ini masih jadi masalah untukmu maka aku rekomendasikan untuk membaca bagian ‘Dunia Tidak Adil” yang sudah aku tulis sebelumnya.

Yah, sebenarnya kita juga tidak butuh keajaiban atau kebetulan sih. Kita hanya perlu melakukan hal yang perlu dilakukan- melangkah kedepan satu langkah lagi.

Comments

Popular Posts