Menetap
“Saat memutuskan untuk mencapai puncak, maka berarti akan ada lebih banyak kesulitan daripada sukses”
Kita akan cenderung berhenti berusaha jika segala sesuatu berjalan dengan mudah, benar –ada waktu dimana kau tidak benar-benar berusaha jika tidak berada dalam kesulitan. Kesulitan memaksa kita untuk keluar dari ruang sempit-pengap tanpa oksigen karena kita tetap ingin hidup. Memaksa kita mencoba satu langkah lagi supaya langkah lari kita lebih banyak dari hari kemarin. Memaksa kita membaca satu buku lagi supaya kita lebih mengerti daripada sebelumnya. Kekuatan-kekuatan besar yang tak terlihat sebelumnya itu hanya muncul saat diri kita dihadapi dengan kesulitan.
Dan tentu saja saja, saat tujuan kita adalah puncak, hampir tidak mungkin menemui jalan lurus dan datar. Batu kerikil, batu besar, jalan bergelombang, jalan menanjak akan mendominasi perjalanan menuju puncak. Artinya, saat itu kita akan lebih sering mendapatkan kesulitan, dan mungkin beberapa kegagalan.
Namun, jika kita tidak menyerah dengan rasa takut dan rasa sakit karena bebatuan kita akan bisa mencapai puncak dengan keadaan utuh. Hari ini terasa berat saat mendaki, hari esok sepertinya jauh lebih sulit, tapi lusa bisa jadi kita sudah berdiri di puncak bukit ini. Mencapai puncak, hanya satu sukses diperoleh dari berkali- kali kesulitan, banyak orang menyerah di tanjakan terakhir, besok malam.
Beberapa orang berharap puncak yang indah, akhir cerita yang menyenangkan, dan menetap di situ hingga akhir. Tetapi, bukankah lebih penting untuk melakukannya dengan penuh perhatian dan hati hati, daripada berharap akhir yang indah? Karena kita tidak tahu kapan ini akan berakhir.
Kita tidak akan pernah bisa menetap di puncak, kita akan turun dengan atau tanpa persetujuan. Jika sudah mencapai puncak, maka tidak ada pilihan lain selain turun dan bersiap menaklukan puncak berikutnya. Berarti ada perjalanan penuh kesulitan lagi yang akan kita tempuh. Kita mungkin selamanya tidak menemui rasa nyaman, tetapi kalau kita menyukai perjalanan –mungkin kita bisa merasa nyaman.
Saat kita sudah benar - benar dewasa nanti, saat kita tua, saat waktunya menetap. Aku harap kita akhirnya berpikir bahwa perjuangan mencapai puncak tidak pernah membuat kita menyesal, hingga akhir pun semua perjuangan itu berarti dan menyenangkan.
Comments
Post a Comment